π²ππππ π΄ππππππ?
Apakah memilih jodoh sama halnya seperti memilih buah di pasar? Bagus luarnya, ternyata dalemnya busuk. Apakah sama dengan membeli baju lebaran yg dg mudahnya di nego hanya karena ingin. Pertanyaan macam apa yg keluar dr lisan orang yg tidak tau perasaan kepada perempuan yg sedang berikhtiar menanti jodohnya. Tidak ada jaminan yg bertahun-tahun pacaran akan berakhir ke pelaminan, tidak ada jaminan yg lama pacaran ketika berumah tangga akan selalu bahagia, tidak ada jaminan yg lama sendirian selalu menderita, dan tidak ada jaminan segala sesuatu yg direncanakan sesuai harapan. Jodoh itu akan datang di waktu yang tepat.
Pertanyaan sepele atau sekadar basa-basi tapi menyinggung hal penting yg kita tidak pernah tau besok atau lusa akan menjadi seperti apa. Dulu aku berencana setelah lulus S1 diusia 22 tahun akan melanjutkan hidup dg mengejar karir, kemudian melanjutkan studi S2, dan ya kira-kira aku akan menikah di usia 27-28 tahun. Hal ini juga dulu menjadi komitmen yang sudah aku bicarakan dg dia (sekarang menjadi suami). Tapi nyatanya? Semua tidak sesuai rencana dan komitmen kita, kenapa? Karena ternyata, hubungan itu tidak hanya melibatkan kita berdua dan Tuhan saja tetapi ada orang tua, keluarga, dan orang-orang terdekat.
Apakah memilih jodoh sama halnya seperti memilih buah di pasar? Bagus luarnya, ternyata dalemnya busuk. Apakah sama dengan membeli baju lebaran yg dg mudahnya di nego hanya karena ingin. Pertanyaan macam apa yg keluar dr lisan orang yg tidak tau perasaan kepada perempuan yg sedang berikhtiar menanti jodohnya. Tidak ada jaminan yg bertahun-tahun pacaran akan berakhir ke pelaminan, tidak ada jaminan yg lama pacaran ketika berumah tangga akan selalu bahagia, tidak ada jaminan yg lama sendirian selalu menderita, dan tidak ada jaminan segala sesuatu yg direncanakan sesuai harapan. Jodoh itu akan datang di waktu yang tepat.
Dikira nikah cuma urusan 'aku, dia, dan Tuhan'? Dikira menikah semudah itu? Menikah bukan suatu perlombaan hanya karena usia, hanya karena yg lain udah pada nikah, hanya karena cover yg sudah menikah terlihat bahagia. Pernah dipikir ngga ketika nanti menikah hrs siap dg segala sisi baik buruknya pasangan kita? Harus siap dg bahtera rumah tangga agar tetap bertahan. Hal yg berat ini loh kenapa mudah sekali dilontarkan "eh btw kapan nikah?". Kita harus komitmen bahwa tujuan menikah untuk ibadah bukan berlomba-lomba, bukan karena usia, bukan karena gengsi, tp klw calonnya belum ada atau masih ragu dg pasangan kita, apakah harus memaksakan diri utk menikah?
'By the way kamu kan udah nikah, ga berhak dong sotoy kaya gini' justru karena aku udah nikah, aku tau gimana perasaan temen-temen aku yg blm nikah. Ada yg sdg berjuang utk mendapatkan restu orangtua, ada yg berusaha meyakinkan pasangannya agar seiman, ada yg berjuang ke psikolog untuk memulihkan trauma pasangannya agar bisa menikah, ada yg berusaha memulihkan diri dari hubungan bertahun2 lamanya tp akhirnya kandas, dll. Aku ga ngarang, tp kenyataannya begitu dan aku berinteraksi langsung dg mereka. Please deh, tolong yg sering tanya kaya gini difilter aja deh dg basa-basi yg lain atau lebih baik diem. Kalian ga tau dibalik senyum terpaksa perempuan yg blm menikah ada perasaan yg tersayat.
Komentar
Posting Komentar